Sekilas Sejarah
Pondok Pesantren As Salafy
Putra Putri Al Asror
Pondok Pesantren Al Asror didirikan oleh Mbah Kyai
Zubaidi (Alm) pada tahun 1992. Pada awalnya terdiri dari sembilan orang santri yang bertempat disebelah
selatan Masjid (sekarang masjid Al Asror). Diantara sembilan santri tersebut
adalah Pak Idris (Gunungpati) dan Pak Jariyanto (Patemon).
Pada tahun 1993, ada enam
orang calon santriwati yang ingin ikut menjadi santri dari mbah Kyai Zubaidi.
Salah satu santriwati tersebut adalah Ibu Alif Nur Hidayanti yang sekarang
(2010) bekerja di Kementrian Pendidikan bertempat di Srondol Semarang sebagai
seorang Widya Swara (guru yang mengajari guru).
Pada mulanya kesembilan santriwan
dan keenam santriwati tersebut sama-sama ditempatkan disebelah selatan masjid (pada
satu rumah). Akan tetapi karena mereka berbeda jenis kemudian mereka dipisah.
Sembilan santriwan ditempatkan di pondok baru yeng semula adalah kandang bebek
(sekarang terkenal dengan rumah Pak Syifa’). Sedangkan enam santriwati tetap
berada dipondok semula disebelah selatan masjid.
Nama Al Asror sebenarnya sudah
diresmikan sejak 18 Juli 1987 di halaman MTs oleh Mbah Kyai Zubaidi sebagai
sebuah nama untuk MTs tersebut yang kemudian dinamakan sebagai MTs Al Asror. Setelah
diresmikan nama tersebut, kemudian bagaikan aroma keharuman minyak kasturi yang
menyebar kemanan-mana. Semua yang ada disekitar MTs tersebut dinamai dengan Al
Asror, diantaranya Masjid Jami’ Al Asror, MA Al Asror dan termasuk pondok yang
terdiri dari sembilan santriwan dan enam santriwati tersebut dinamai pula
dengan Podok Pesantren As Salafy
Putra Putri Al Asror.
Mbah Kyai Zubaidi memberi nama
Al Asror dengan tujuan:
o
Mengharap keberkahan /tabarukan dari mbah
Tosari (mbah Asror), karena sebenarnya nama Al Asror yang sekarang diambil
dari mbah Asror tersebut.
o
Secara bahasa Al Asror berarti rahasia. Maksudnya adalah bahwa ilmu yang dimiliki
seseorang itu bersifat rahasia (tidak dapat dilihat begitu saja terutama hanya
dari tampilan luar) dan Allah yang lebih tahu. Ketika dilihat dari luar semua
manusia sama sehingga kita tidak boleh menyombongkan diri.
Sebuah sejarah panjang pesantren yang kharismatik..
BalasHapus